Jumat, 09 Desember 2011

Story about Touchsreen: Touch My Heart and also, Touch my pocket

Handphone touchscreen populer banget belakangan ini. Saat orang mulai bergaya dengan Qwerty nya, Bermunculanlah alternatif lain berupa touchscreen yang berlandaskan idealisme tanpa epistomologi yang kuat. Hehehe, Epistemologi elektronik kali ya...

IPhone yang digadang-gadang jadi marterpiecenya Touchsreen. Pertarungan gengsi pun dimulai dengan Blackberry VS Iphone di tahun 2010an. Sama-sama mahal dan cuma orang yang kaya banget bisa punya. BB waktu itu masih 7 juta an lah. dengan sangat bergengsi, muncul lah logo titik-titik di update status FB berlogo BB. Juga signature "Powered by..." khas BB di setiap email. Keren lah pokoknya. Berasa orang kaya karna emang BB biasanya cuma dipake sama para pengusaha di Amrik. 

Pengguna Iphone merasa lebih elegan lagi, tanpa logo Iphone di status Facebook, tapi dengan promosi limited editionnya, IPhone membuat usernya merasa jadi kaum elitis. Kamu pake BB atau Iphone di masa awal kemunculannya dan bilang "Biasa aja tuh...", kayaknya bohong deh. :P Itu HP mahal banget pokoknya, PADA MASA ITU.

Lalu, warga negara indonesia yang latah ramai-ramai beli BB tanpa harus jadi pebisnis atau melihat fungsi. BB adalah lifestyle. Kalau mau gaul, kamu harus punya Pin BB dan sibuk BBM an setiap saat untuk memunculkan gaya dan identitas. Tapi ada juga orang yang memang sudah tergantung pada BB untuk berjejaring alias networking. Sayangnya, para pengamat gadget mengatakan bahwa orang lebih sering membeli BB bukan sebagai tuntutan profesi yang mengutamakan fungsi. Tapi lebih sering kepada gaya.

Orang yang ngiler Iphone mahal tapi g kuat belinya punya alternatif lain, yaitu Iphone China. Kenapa Iphone China? karena pastilah rakyat China yang punya mata bagus dalam hal bisnis segera membuat KW nya. Tampilan sama persis dengan mesin yang... You know that so well lah ya... Selain itu, harga Iphone juga masih mahal. Pengguna IPhone masih naik harga dan masuk jajaran orang-orang ekslusive yang rasanya sama seperti menjinjing MacBook atau IPad. wew...

Lalu, muncul type qwerty sekaligus Touchscreen yang mendamaikan keduanya. Bahkan pabrikan BB mengeluarkan Touchscreen, Qwerty sekaligus slider untuk usernya. Makin complicated lah gadget ini. China yang merasa berhak mengcopy paste semua design dan teknologi juga membuat KWnya. Karena Dunia ini 20% milik semua umat, sisanya milik rakyat china. hahaha...

Tergelitik dengan gegap gempita gadget, akhirnya kesetiaan ku berlabuh tetap kepada Nokia. Tapi dengan model Touchscreen, yaitu Nokia 5800 xpressmusic. Handphone itu jadi bergengsi dengan harga 2,8 juta bermemory 8 giga. layak untuk bergaya dan maxi dalam fungsi. SAAT ITU. Seiring berlalunya jaman yang makin bersaing, Handphone ku sekarang tak ada "bunyinya" untuk sekedar gaya. Tenggelam oleh HP BB, Iphone, dan HP HP Android.

Kamera 3,2 megapixel cukup bagus untuk sekedar bikin berita online. dan internetnya juga lumayan. Tapiii... Reparasi saat rusaknya itu yang Mahal.. Memang dasar touchscreen ternyata rentan.

Kebiasaan multitasking membuatku jadi Miss tampak Rempong sejagad. Waktu itu aku beres2 buku mau kuliah sambil terima telpon dari ibu. HP diapit diantara kepala dan bahu. Waktu berdiri itulah, handphone jatuh dan prak!! LCD tochscreenya pecah. Karna idealisme selalu pengen dapet yang paling bagus, akhirnya service lah di nokia care center. Habisnya 450.000. Aku pikir g save lah kalau konter HP biasa yang servisin. Ntar malah baut-baut HP originalku pada ilang lagi. 

Lalu, ternyata aku juga miss ceroboh, HP nokia ku itu sering juga ketindihan pas tidur dan segala macemnya. Rusaklah LCD nya lagi dengan garis2 yang tak jelas beberapa bulan kemudian. Terpaksa cuma pakai HP samsung jadul seharga 155.000 buat komunikasi. Keistimewaan HP ini adalah ada lampu senternya. Semua orang hampir ngetawain HP ku. Hari gini gitu lho...

Kondisi HP ku. See?


Dalam rangka perbaikan HP bebrapa minggu setelahnya, Pas ke Nokia care center, biaya untuk itu adalah 580.000. weeek... langsung miskin lah diri ini. Akhirnya aku cancel untuk itu.

Alternatif kedua adalah ke Mall ambassador, untuk service dan ganti LCD, aku harus bayar 350.000. Karna bokek, cari alternatif lain, ke kios lain beberapa hari berikutnya di mall yang sama, Biaya buat LCD yang rusak itu 300.000 dengan kualitas Ori. Cancel lagi karna kebokekan ku yang akut. Sambil membayangkan semoga bisa ketiban rejeki dan bisa beli BB atau HP android buat aktivitas bikin berita. 

Sampailah ke Roxy dan tanya tanya, aku harus bayar 350.000. Itu konter HP pertama. Konter HP kedua langsung bilang harga Orisinal Nokia 225.000 komplit sama masangnya plus garansi 1 minggu. G beda sama nokia care center. Bisa ditunggu pula. Ternyata mesti jauh-jauh ke roxi yang bikin ngiler juga karna isinya HP semua. Tak apalah, yang penting HP jadi,

Dan... Sekarang HP ku sudah sembuh! dengan Baju baru dan Screen Guard yang baru, Hp ku tampak lebih licin. Tapi tetep aja pengen BB. Karena semua orang mulai tanya "Pin BB nya berapa?". Mobilitas Email yang tinggi juga jadi sebab utama kenapa BB itu di butuhkan. Aku g mau meramaikan gegap gempita nya touchscreen lagi dengan IPhone dan segala macam. Udah kenyang lah.

Pembaca sekalian, mari kita berdoa untuk pemilik blog ini agar segera punya BB. Karna Ambo masih tak kuat beli BB. hiks hiks... Hidup di jakarta memang mahal. uwooowoo....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar Kamu?