Jumat, 30 Maret 2012

Percaya Berdasarkan Otoritas?

Siang itu di kantin Paramadina, Aku ngobrol dengan salah satu sahabatku. Kita berbincang tentang kebenaran dan aku mengeluarkan bebapa statement khas dengan apa yang aku yakini. Pembicaraan mulai tidak enak ketika aku membicarakan hal-hal yang hanya dipahami oleh orang yang pemikirannya seideologi dengan ku. Teman ku berkata dia Muak dengan apa yang aku katakan karena seolah aku memaparkan apa yang aku yakini dengan kesombongan. Aku tidak merasa seperti itu. Aku hanya sedang curhat tentang apa yang aku rasakan pada spirit mazhab yang aku yakini, tapi ternyata curhatku tidak pada tempatnya.

Dia berkata bahwa saat dia mendengar dari gurunya tentang pemikiran-pemikiran apa yang aku yakini, maka Ia akan melihat keindahan. Tapi kalau aku ang bercerita, Ia malah muak.

Aku mencoba berfikir ulang, apa yang sebenarnya terjadi.

Kemungkinan, aku sebenarnya hanya butuh teman se ideologis untuk menambah spirit keagamaan ku. Sehingga apa yang menjadi pembicaraan biasa bagi kalanganku jadi tanpak sebuah klaim kosong tentang sebuah kebenaran.Secara tidak langsung, aku menempatkan sahabatku tidak pada tenpatnya karena ideologi kita berbeda tentang hal sentral yang aku yakini. Kerinduan untuk berbagi spirit perjuangan dengan kawan seideologi dan mengupgrade pengetahuan meledak-ledak di dalam dadaku, tapi aku tidak tahu mau berbagi ke siapa karena rata-rata, kawan seideologiku memiliki orientasi berbeda dengan yang aku minati. Dan... sayangnya, ada beberapa yang menganggapku terlalu pintar sehingga pembicaraan jadi tidak berkembang karena mereka hanya pada tahap mengiyakan apa yang aku katakan tanpa feedback atau koreksi. Bukan seperti itu yang aku inginkan dalam diskusi. Semoga aku tidak berlebihan mengutarakan ini.

Misalnya, dalam topik perjuangan. Aku berkata pada sahabatku bahwa semangat perlawanan melawan tirani tercermin dalam syiah, mengikuti jejak imam Husain sehingga kebanyakan orang Syiah memiliki jiwa revolusioner dan tidak takut mati. Teman ku langsung menolak itu karna dia berfikir itu tidak hanya dimiliki syiah dan dia dengan keras berkata bahwa dia ingin mengakhiri pembicaraan ttg itu. Dia bilang itu bukan sesuatu yang original dalam syiah dan aku tidak berhak berkata bahwa gerakan melawan tirani adalah milik syiah. Aku sama sekali tidak bermaksud begitu, Sahabat ku yang Sunni cukup tersinggnng dengan itu. Aku minta maaf juga sih,,,

Aku merasa, Topik pembicaraan ku umum dibicarakan oleh banyak orang. Antoine bara dan mahatma gandhi sendiri yang bukan muslim mengakui bahwa tanpa perjuangan dan darah imam Husain, umat ini tidak akan dapat memiliki role model Martyr yang sejati. Dan aku sedang berbicara tentang itu.

Dengan sangat menyesal, aku merasa telah gagal menjadi pembawa pesan. Aku gagal menjadi pengharum bagi Ahlul bayt seperti apa yang diminta Imam Ja'far, Tapi aku rasa, apa yang aku bawa bukan konten yang salah, hanya saja disampaikan dengan cara yang tidak tepat dan media yang tidak tepat.

Aku berfikir ulang bagaimana proses sahabatku dalam menerima informasi selama ini.

Dalam dunia pemikiran, ada orang-orang yang menerima informasi berdasarkan hasil dari rasionalitasnya. Ada yang menerima informasi karena percaya pada otoritas si penyampai pesan. Ada juga yang menerima informasi begitu saja tanpa tersaring dan terasionalisasikan.

Sahabatku adalah type rasional sekaligus penerima informasi berdasarkan otoritas kebenaran dari penyempai. Sederhananya, dia harus tahu bahwa penyampai informasi adalah orang yang benar-benar pintar secara keilmuan dan ia memiliki kepercayaan tinggi terhadap orang itu sehingga penerimaan informasi yang masuk ke dalam pikirannya dapat diterima kedalam rasio nya.

Ada 2 orang yang sering dia sebut mempengaruhi pemikirannya, Guru A dan guru B. Guru A adalah seorang ahli dalam ilmu filsafat dan dapat menyampaikan dengan baik sehingga alam rasioya dapat memproses informasi dengan baik sehingga apa yang ia hasilkan dalam rasionya adalah sesuatu yang indah. Guru B pengaruhnya juga sagat besar, Karena selain memliki otoritas kebenaran karna kecerdasannya diakui oleh berbagai pihak, ia juga dekat dengan sahabatku secara emosional sehingga informasi yang diolah oleh rasio sahabatku jadi sesuatu yang luar biasa hasilnya. Informasi tersampai dengan baik dan menjadi sebuah pemikiran yang merubah mindset lamanya karena secara rasional sahabatku dapat mencerna itu.

Sedangkan Aku, adalah seseorang yang kadang dianggapnya bodoh dan konyol secara intelektual. Secara terang-terangan dia pernah berkata bahwa Ia tidak menyukai cara komunikasiku. Jadi aku tidak memiliki otoritas untuk membuat informasi itu diolah dengan baik oleh rasio nya.

Kenapa aku  semakin yakin bahwa Ia mengolah informasi berdasarkan otoritas kepercayaan thdp penyampai informasi?

Saat diskusi di sebuah tempat, dengan Guru B sebagai pematerinya. Ia salah menyebut seorang tokoh sentral syiah pada jabatan tertentu. Aku bilang pada sahabatku bahwa Guru B melakukan kesalahan penyebutan. Apa yang Ia bilang? "Cuma nama lah, nggak substansi". Bukannya mengakui bahwa itu sebuah kesalahan, Ia malah "membela" Guru B dengan menganggap kesalahan itu amat sepele. Orang ynng murni menggunakan rasionya akan menerima kebenaran dari suatu hal tanpa memandang siapa yang bicara,

Kasus lainnya, saat aku berbicara tentang taqlid dalam fiqih pada Imam, Ia berkata bahwa jangan jadi follower yang konyol. Bagaimanapun seseorang tidak boleh taqlid pada sesuatu. Dalam dokrin syiah, hal itu adalah kebenaran. Tapi karena fia salah mengerti ttg apa yang guru B ajarkan untuk mencari "The truth" dengan jangan begitu saja mengamini apa yang dikatakan orang tanpa analisa, akhirnya Ia men generalisasi hal itu dan "Mengajariku" bagaimana menjadi seorang intelektual yang benar tanpa taqlid. Akhirnya pada suatu kesempatan dimana Guru B hadir, aku membutuhkan afirmasi dari Guru B selaku pemegang otoritas Rasio sahabatku karena aku juga tidak mau disebut tidak memahami apa yang aku anut. Guru B memberikan afirmasi lebih dari yang aku inginkan. Ia mengatakan banyak hal yang sering dibantah oleh sahatku. Dapat di duga sahabatku menerima pernyataan Guru B. Sayangnya, aku tidak tahu apakah sahabatku ini ingat bahwa aku pernah mengatakan hal yang hampir sama dengan Guru B. Sampai sekarang aku tidak memastikan sehingga mungkin apa yang Ia terima dari guru B adalah sebuah Informasi beru, Bukan sebuah afirmasi.

Tentu saja, Aku sendiri mempercayai sesuatu berdasarkan otoritas juga. Aku mempercayai bahwa Al Quran benar karena Pembawanya Adalah Manusia Sempurna. Aku mempercayai Ahlulbayt karena mereka adalah orang suci dn disucikan (Al Ahzab 33). Aku mempercayai para ulama ku karena secara rasio dan keilmuan, mereka memiliki otoritas intelektual yang luar biasa. Tapi aku tidak serta merta percaya pada ucapan guru yang tinggal di sekitar ku. Ustad JR, Ustad AA, Ustad, MA, dan aku tidak serta merta setuju dengan semua yang Rahbar atau presiden Iran katakan karena mereka tidak maksum. Tapi karna aku cinta pada Rahbar dan Presiden Iran, siapaun yang menyerang mereka dengan celotehan-celotehan sinis dan menganggap sepele keilmuannya, aku akan membela mereka. Karena Cinta.

Sahabatku, mencintai Guru B sebagai guru yang dekat dengannya secara psikologis dan emosional. Maka Ia akan membela dan melindungi nya hatta Ia sedang dikoreksi tentang sesuatu. Sahabatku seharusnya memahami bahwa apa yang aku bela selama ini bukan suatu hal yang fanatik. Tapi berdasarkan pada cinta ku pada seoarang yang mendedikasikan hidupnya di jalan kebenaran. Begitupun mungkin sahabatku berfikir ttg pembelaannya thdp Guru B. Ia pikir aku fanatik dan aku tidak suka disebut begitu,

Murtadha Muttahari pernah berkata, "Fanatisme anti agama dan fanatisme dalam beragama itu sangat berbahaya, Namun Fanatisme anti agama lebih berbahaya daripada fanatisme dalam sebuah agama".

Dan aku, yang mengidolakan Syahid Muttahari dalam keilmuan nya tidak mau masuk dalam lingkaran yang Ia sebut berbahaya, Aku ingin masuk dalam lingkaran aman.

Otokritik terhadap diriku ini adalah jalan bahwa aku harus bergerak menyempurna. Tentu saja, stamina intelektualku harus lebih ditingkatkan lagi serta cara ku berkomunikasi terutama dengan sahabatku. Karena terkadang apa yang aku sampaikan pada subtansinya sama dengan apa yang guru b sampaikan, namun Guru B lebih diterima. Berarti aku harus mengoreksi diri ku sehingga kelak aku memiliki otoritas sederhana dalam keilmuan,

Karena aku, mencintai Kebenaran, dan aku mencintai Ilmu.

PERNYATAAN SIKAP SERIKAT MAHASISWA (SEMA) PARAMADINA TERKAIT DENGAN KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK


Berikut ini adalah hasil kajian komperehensif dan hasil diskusi “Implikasi Kenaikan harga Bahan bakar Minyak ( BBM ) bagi Perekonomian Indonesia” yang diadakan Rabu (28/3) oleh Serikat (SEMA) Mahasiswa Paramadina. 

Apa alasan utama pemerintah menaikkan harga BBM?
Membengkaknya jumlah subsidi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) akibat naiknya harga minyak dunia. Dalam menghitung APBN 2012, pemerintah dan DPR menyepakati harga minyak mentah Indonesia sebesar US$ 90 per barel sebagai patokan. Kenyataannya, selama Februari rata-rata harga minyak mentah Indonesia saat ini sudah US$ 122,17 per barel. Sedangkan konsumsi solar dan premium juga meningkat dari 35,8 juta kiloliter pada 2010 menjadi 38,5 juta kiloliter pada 2011 lalu. Akibatnya, subsidi untuk solar dan premium sepanjang 2012 akan melonjak dari Rp 123,6 triliun menjadi 191,1 triliun. Jika harga minyak dunia terus naik, subsidi akan membengkak diluar kemampuan anggaran negara. Padahal, pengeluaran akan lebih bermanfaat bila dipakai untuk keperluan lain seperti pembangunan jalan, jembatan, dermaga, atau pelayanan pendidikan.

Masyarakat yang kurang mampu akan menikmati manfaat lebih besar jika harga premium dan solar lebih tinggi. Sebab masyarakat kurang mampu bukan konsumen premium maupun solar yang terbesar. Pemerintah SBY juga senantiasa menyebutkan bahwa subsidi BBM tidak tepat sasaran, karena 77% konsumsi BBM bersubsidi digunakan oleh kelas menengah ke atas atau yang memiliki mobil pribadi. Sehingga asumsi yang dibangun pemerintah atas kenaikan BBM agar subsidi BBM lebih tepat sasaran.

Harga jual solar dan premium yang terlalu rendah dibanding harga diluar negeri juga cenderung mendorong penyelundupan dan penyelewengan solar dan premium yang seharusnya diperuntukkan konsumen dalam negeri. Mereka yang mendapatkan manfaat dari subsidi adalah para penyelundup dan penyeleweng.

Penerimaan dari migas semakin kecil karena produksinya menurun sementara subsidinya justru makin meningkat karena konsumsi semakin besar.

Argumentasi penolakan terhadap kenaikan harga BBM:

Bantahan pertama; Indonesia adalah termasuk negara produsen yang seharusnya diuntungkan dengan kenaikan harga minyak dunia. Bila masalahnya adalah patokan harga minyak mentah Indonesia yang dipatok sebesar US$ 90 per barel, dan harus disesuaikan dengan kenaikan harga yang baru, kebijakan ini bisa ditetapkan tanpa harus menaikkan harga BBM yang sangat merugikan rakyat umum. Itu artinya alasan APBN yang akan jebol akibat kenaikan harga minyak dunia tidak benar karena justru kita diuntungkan sebagai Negara produsen.

Bantahan kedua; Bila alasannya adalah subsidi yang tidak tepat sasaran, mengapa kenaikan BBM tidak mengarah pada mempertahankan subsidi bagi konsumen rakyat miskin dan menghapus subsidi pada warga kaya, namun menaikkan secara pukul rata yang akan berdampak pada kenaikan harga pokok khususnya akan memberatkan bagi rakyat miskin?

Bantahan ketiga; alasan tersebut menunjukkan bahwa kelemahan aparat hukum dari intelejen, kepolisian, tentara di wilayah perbatasan bila mereka tidak sanggup menangkap para penyelundup dan penyeleweng BBM ke luar negeri. Jadi menurut kami hal tersebut tidak bisa dijadikan alasan yang kuat untuk menaikkan harga BBM.

Bantahan keempat; Penurunan produksi sangat berkaitan erat dengan siapa yang memonopoli sumber minyak kita. Apakah Pemerintah SBY pernah melakukan langkah politik untuk menyelamatkan migas nasional dengan jalan menghambat perusahaan migas asing, atau menasionalisasi perusahaan asing yang merampok dan merugikan rakyat Indonesia tersebut? Jadi menurut kami disini pemerintah harus ada keberanian sikap untuk menolak intervensi asing khsusnya terkait dengan kebijakan energy.

Berdasarkan alasan-alasan dan bantahan tersebut diatas maka Serikat Mahasiswa (SEMA) Universitas Paramadina mempertimbangkan dengan beberapa aspek berikut:

Aspek Ekonomi
Kenaikan harga BBM akan berimplikasi terhadap perekonomian Indonesia dan akan terjadi Inflasi yaitu naiknya berbagai harga barang pokok dan hilangnya keseimbangan daya beli masyarakat yang akibatnya bisa menyengsarakan rakyat miskin.
Selain itu kenaikan harga BBM juga akan berdampak pada industri dalam negeri dimana biaya produksi yang tinggi, usaha menengah mandiri dan pengurangan karyawan (PHK) kemungkinan terjadi.

Aspek Sosial
Dampak yang paling akan dirasakan terhadap kenaikan harga BBM ini adalah munculnya gejolak dan ketimpangan sosial yang akan berakibat pada krisis sosial dan politik.
Dampak yang akan terjadi yaitu kenaikan angka orang miskin di Indonesia akibat kenaikan harga BBM ini bisa jadi akan meningkat, mengingat jumlah masyarakat yang mampu memenuhi kebutuhan pokok pasca kenaikan harga-harga ini akan menurun.
Dengan pemutusan hubungan kerja dan bertambahnya kemiskinan bisa memunculkan sebuah masalah sosial baru.

Aspek Hukum
Dengan menaikkan harga BBM pemerintah telah menyalahi konstitusi UUD 45 bahwa Negara berkewajiban” melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahtera umum serta mencerdaskan kehidupan bangsa dan fakir miskin, anak-anak terlantar menjadi tanggung jawab negara untuk itu kedaulatan itu ditangan rakyat bukan diserahkan ke pasar karena pasar bukan lah jati diri ekonomi pancasila sehingga UUD 45 dalam pasal 33 ayat 3 dan 4 juga menyatakan (3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. (4) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan yang berkelanjutan.

Berdasarkan analisis diatas maka kami dari Serikat Mahasiswa (SEMA) Universitas Paramadina secara tegas menolak dan menyerukan kepada pemerintah sebagai berikut:
  • Menolak keras kenaikan harga BBM karena bisa berdampak sistemik
  • Evaluasi ulang anggaran untuk pertahanan sebesar 150 Triliun, dan alihkan untuk pemulihan ekonomi nasional.
  • Re-negosiasi kontrak pertambangan PT. Freeport dengan pemerintah Indonesia
  • Mengoptimalkan penerimaan pajak Negara.
  • Stop utang luar negeri.
  • Stop pembodohan masyarakat dengan Program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM).
  • Stop liberalisasi pasar dengan mencabut UU Migas No. 22 tahun 2001.
  • Kembali kepada Pancasila dan UUD 1945.

Mari bersama-sama kita merapatkan barisan, bergerak dukung Indonesia ke arah yang lebih baik..

Terimakasih.


Serikat Mahasiswa Universitas Paramadina

Minggu, 18 Maret 2012

Love Quote

Seperti Setitik Embun Pada daun
Ia tidak terpisah juga tidak menyatu
Namun Ia begitu dekat
Seperti itulah kita selama ini


Photo Taken By Haritz Photography Malaysia

Jumat, 16 Maret 2012

Belajar dari Logika Tukang Ojek Jakarta


Ini Logika tukang ojek Jakarta


1. Kita tidak hanya membayar jarak tempuh kita ke lokasi yang kita tuju, tapi juga jarak tempuh tukang ojek nya untuk kembali ke pangkalan.
2. Kebanyakan jalan di Jakarta harus berputar lumayan jauh untuk sampai ke tempat tujuan karna banyaknya verboden. Ongkos bertambah karena mereka selalu beralasan bahwa "muternya jauh neng..."
3. Bila macet dan hujan, ongkos juga akan bertambah mahal karena ojek merasa lebih punya selling point daripada taxi yang pastinya akan lebih terjebak kemacetan.

Siapa bilang sih ojek lebih 'sederhana' dari Taxi?

Guys, Untuk mencapai tujuan kita dengan ojek tidak semudah asal sampai pada tujuan kita. Tukang ojek memiliki perhitungan2 yang bahkan diluar ekspektasi kita dan itu bukan kebutuhan kita. Kita pikir dekat karena misal, gedung yang kita tuju bahkan terlihat dari tempat kita berdiri. Tapi tukang ojek selalu memiliki banyak alasan untuk membuatnya tampak jauh dengan ongkos yang semakin mahal.

Sama halnya dengan pernikahan. sering kita kira pernikahan itu hanya tentang dua orang yang saling mencintai lalu bisa dengan mudah menikah. Tapi ada hal-hal diluar kita yang mempengaruhi keputusan yang kita ambil. Bahkan seringkali kesulitan dan pertimbangannya diluar ekspektasi.

Ada hal-hal yang sebenarnya bukan tentang kita berdua, tapi justru pertimbangan diluar seperti apa. Kadang hanya 1 pihak yang menghitung dengan cermat bagaimana alur perjalanannya. Ini seperti tukang ojek itu. sedangkan pihak yang 1 nya lagi hanya tahu bahwa kita harus secepatnya sampai sehingga seringkali tidak ada "kesepakatan harga". Belum lagi tentang "banjir, macet, hujan" dalam hubungan yang membuat "kesepakatan harga" makin sulit dicapai. Tukang ojek yang selalu berfikir jalan kembali ke pangkalannya sama seperti kita yang selama ini berada di keluarga. Bagaimanapun kita harus kembali kepada keluarga kita masing-masing walaupun sebenarnya tujuan kita sudah tercapai.



Well, aku tidak sedang benar2 menyeluruh menganalogikan kerja tukang ojek yang pasti membutuhkan banyak penumpang untuk kelangsungan hidupnya. Aku hanya berbicara ketika si Tukang ojek ini hendak mengantarkan 1 penumpang ke tempat tujuannya. Dengan adanya asas saling membutuhkan, saling menguntungkan dan pastinya Kesepakatan harga.

Ada berbagai pertimbangan yang kita butuhkan dalam pernikahan. Keluarga, karir, intelektual pasangan, masa depan, kebiasaan2 pasangan yang butuh untuk ditoleransi, egoisme pribadi, rasionalitas dalam keputusan, pendidikan generasi di masa depan, materi, psikologis, pilihan jalan, agama dan banyak hal lain.

Sudahkah mencapai "Kesepakatan harga" untuk memulai perjalanan kita sampai ke Tujuan?


*Disclaimer
Tulisan ini tidak bermaksud untuk menunjukkan sisi2 sulit untuk menikah, tapi hanya mengajak untuk berfikir lebih dalam tentang cinta dan pernikahan. Pertimbangan2 yang mesti dipikirkan. Sebenarnya, banyak yang telah membuktikan, pernikahan tidak sesulit teorinya. Just follow your rationality n also your heart, n keep on the right track. 

Minggu, 11 Maret 2012

Its Sunday, I do Nothing

Bangun tidur... malas-malasan....
Inget harus minum obat, nunggu laper, malas ambil air..
laptop dan Modem semalaman menyala, banyak notifikasi, banyak yg dipikirkan...
Males Makan... pengen makan mie, malas beli Mie di Indomaret, Pengen beli Roti tawar choco chip dan keju, males juga


Bener2 nggak produktif.


Ini harii libur untungnya, Tiba-tiba pengen Ramen. 15 Ribu harganya kalau dikampus. Duit tipis.


Pengen nonton Film Man on a ledge, bokek. Ngajakin temen, dicuekin. Bete...


Pengen ngajak orang chatting, dicuekin, bete


Sunday, n I do nothing


Pengen di telpon ibu, pengen bilang pengen cerita, tapi g tau mau cerita apa.


Mp3 laptop nyala dengan lagu2 favorit, supaya nggak terlalu sepi aja.
Pengen ke Blok M, males sendirian, inget kalau lagi bokek.


Pengen nulis tentang hal serius, susah mikir kalau lagi laper. Tapi males belinya. 


Nggak tau mau ngapain. Facebook n twitter begitu membosankan. Mendadak alay. Pengen belajar, nggak tau materinya. Shit. Ngirim tweet nanya ke temen sekelas belum dibales mentionnya. Shit...


Oh... sebentar lagi mungkin aku mati 

Titik


3 titik (...) dalam bilangan matematika = Tak Terhingga
2 Titik (..) dibawah huruf 'ain dan Lam yang terpatri dalam dada = Luar biasa
1 Titik (.) diawal percakapan digital kita = Maksudnya apa???




                              ***************************




Ini hanya tentang kisah kecil seorang sahabat


Segalanya jadi lucu ketika aku dan amm mulai saling diam satu sama lain. Aku merasa hubungan kita hanya sekedar profesional karena rencana short course di Iran membuat kita harus saling kontak satu sama lain. Dan kita benar2 hanya berbicara seperlunya karna ada sesuatu yang asing menyelinap.


Modus YM nya offline, mungkin berharap tak seorang pun tau kalau dia sedang online. Tapi di Laptop tetap saja ketahuan bahwa seseorang dalam friendlist sedang login dengan modus Offline. Aku tau dia Online tapi aku juga tidak mau menyapa duluan. Bingung mau bilang apa. Segala nya tampak asing dan tidak akrab. 


Hari ini ada surprise baru. Foto bersama kita ada dimana2. Foto kita berdua yang di facebook ku Likers nya mencapai 36. Di album dia, Likers foto kita mencapai angka 16. Di Foto Mbak Reni, Likers mencapai 6. Padahal Facebook Mbak reni tidak begitu ramai dikunjungi orang. Jumlah segitu cukup banyak.


Lucu, ada banyak hal yang menyatukan kita disaat kita sendiri sedang renggang. Hanya lucu saja. Aku tidak dapat menahan senyumku atas komentar2 mereka di foto kita. Mereka semua hanya menduga dan memang apa yang terindra itu seringkali salah. Pengetahuan pada tingkat persepsi memang parah dan tidak dapat menjadi rujukan. Banyaknya orang yang bilang kita serasi dan mirip menambah kekonyolan kisah kita,


Melihat betapa banyaknya yang senang dengan kebersamaan kita berdua. Oh ya, kalaupun jealouse, itu juga tidak akan terlihat karna kalau jealouse dia tidak akan punya nyali untuk mencaci. Yang jelas adalah berkah tersendiri apabila orang senang apabila kita tampak berdua dan menjalin sesuatu yang spesial.


Yah... Ini adalah sesuatu yang spesial dan kita patut merayakan itu. Anggaplah facebook jadi ajang selebrasi dan orang2 mengangkat gelasnya, bersama2 bersulang di hadapan kita berdua dengan doa-doa yang baik. Segalanya menjadi spesial kan bila dilalui dengan rasa syukur. 


aku tidak tahu, titik itu akan bertambah atau tidak seiring berjalannya waktu, Kita punya banyak pilihan untuk membuatnya lebih baik. Dan tulisan ini masih belum menemukan akhirnya, sad or happy ending.


:)

Sabtu, 10 Maret 2012

Rasanya seperti berlari di tengah Hujan Salju

Rasanya seperti berlari di tengah hujan salju
Marahmu lantang sesakkan Kalbu
Seakan segalanya berhenti berderu


Rasanya seperti berlari di tengah Hujan salju
Air mata telah jadi beku
lembaran kisah makin berdebu


Rasanya seperti berlari di tengah Hujan salju
Engkau berjalan sombong dan terus melaju
Aku disini balut luka ku sendiri yang membiru


Rasanya seperti berlari di tengah hujan salju
Ketika darahku mengaliri debu
Engkau lempar lagi aku dengan batu


Rasanya seperti berlari di tengah hujan salju
Aku telah layu
dari kayu, jadi arang dan kau jadikan abu


Rasanya seperti berlari di tengah hujan salju
Aku terbang diterpa sang bayu
mataku telah buta, lidahku jadi kelu


Rasanya seperti berlari ditengah hujan salju
seluruh tubuh jadi kaku
apa yang kau ucapkan segalanya palsu


Rasanya seperti berlari di tengah hujan salju
Aku tak sanggup lagi berjalan sampai akhir waktu
engkau pun terus melenggang seolah semua telah berlalu


Rasanya seperti berlari di tengah hujan salju
Aku yg luka dan berdarah hanya mengingat satu
yaitu kamu...


Jakarta, 10 Maret 2012

Rabu, 07 Maret 2012

Jatuh cinta sama Lagunya Charise

Hari ini Aku dengerin lagu-lagu nya Cherise via Youtube. Lagubya keren-keren banget. Dia yang nyanyiin soundtrack nya glee n alumni American Idol ya kalo g salah. Wait! Info belom valid karna belom niat buat googling. Sementara ini mau dengerin suaranya yang powerfull. Keren banget...

 


 


 




Keren, nyanyinya dari hati....
Sebenernya pengen Share yg lain. Tapi ini kan ada link=link nya, tinggal klik aja deh. 
Jatuh cinta sama Charice <3

Senin, 05 Maret 2012

Rangkaian Bunga Kecemasan di Imam Khomeini International Airport

Kesendirian itu kadang bukan sekedar membutuhkan keberanian menghadapinya. Dibutuhkan hal yang lebih dari itu. Lagipula, hanya ada 2 kesendirian : pilihan atau keadaan
Perjalanan dari Indonesia menuju Tehran sendirian adalah hal yang menantang dan sekaligus mendebarkan. Ini perjalanan keluar negeri pertama ku dengan jarak yang cukup jauh. Aku harus transit di Dubai International Airport dan tidak tahu apakah aku harus antri mengambil bagasi atau langsung meneruskan perjalanan menuju koridor keberangkatan menuju Tehran. Aku harus bertanya ke petugas bagaimana kabar koperku. Sangat konyol, memang beda tipis antara boodoh dan konyol.

Semua begitu asing, tidak satupun aku kenali. Bahkan di pesawat Emirates dari Indonesia menuju Dubai, aku duduk sendirian, padahal ada 2 seat kursi kosong. Seat bagian tengah pesawat terisi penuh. Namun, tetap saja, Tidak ada satupun yang bisa aku ajak bicara. Warga negara Indonesia di seat tengah sebelahku tampak memperhatikan aku. Dia TKW Indonesia yang bekerja di Saudi. Di tengah perjalanan, aku membantunya menyalakan layar touchscreen yang ada di kursi. Dalam hati aku berdoa untuknya, "Ya Allah... Semoga Ia meraup kesuksesan sesuai dengan impiannya..."

Kesendirian ini membuatku berfikir banyak hal tentang nasehat-nasehat Ibu. Ibu pernah bilang, jangan pernah takut sendirian. Aku manatap langit yang mulai tak jelas bentuknya. Aku mengingat lagi, Abu Dzar juga sendirian dan Ia memegang kebenaran. Kalau aku memegang kebenaran, aku tidak boleh takut. Apalagi bila hal yang aku tempuh adalah kebenaran, maka aku tidak boleh larut dalam perasaan kesendirian itu, Sesungguhnya Allah bersama kita. Karena itu Ibu juga mengijinkan aku hidup sendiri di Jakarta untuk tujuan mulia. Yaitu mencari Ilmu. Aku sudah lama tidak mengenal rasa takut sendirian.

Menginjak Imam Khomeini International Airport, hatiku tersentuh oleh poster-poster koferensi yang menyambut para delegasi. Aku langsung merasakan atmosfer yang berbeda dengan gairah pergerakan. Berkumpul bersama-sama dengan orang-orang yang 1 visi dalam perjuangan kebangkitan Islam membuat jantungku berdetak melonjak-lonjak.

Sekumpulang orang yang tanpak sibuk dengan lembaran daftar panjang mendatangi ku. Ternyata aku bukan satu-satunya delegasi konferensi disitu. Ada anak-anak muda dari Malaysia berwajah Pakistan yang ternyata naik pesawat yang sama denganku. Aku pikir kesendirian itu bukanlah benar-benar kesendirian. Kita seringkali tidak tau ada banyak orang yang bernasib sama dengan kita den secara tidak langsung saling berkaitan satu sama lain.

Namaku di tulis oleh para panitia. Dengan huruf Parsi. Salah satunya namanya Mohammadi dan Haidari. Mohammadi tersenyum padaku dan bilang, "Your Friends here". Aku yang masih belum yakin dia mengatakan itu padaku balik tanya., "Pardon sir?"

Mohammadi tampak tidak percaya diri dengan englishnya. Akhirnya teman Mohammadi yang aku lupa namanya bilang, "Your Friends here, You have a friends who live in Iran, He already here to pick up you. We know, He is Your Friends, But u, Miss... is Our Guest, Not his Guest".

"Oke". Jawabku singkat. Dia benar, aku nggak membantah.
"But if u want, u can meet him in front of exit door".
"Sir..." Kataku ragu-ragu, Aku tidak punya teman lain yang tinggal di Iran. "Ammar Here? do u know Ammar Sir? Where is He?"
"Yeah, he is here". Kata temen Mohammadi itu sambil senyum. Aku tidak bisa menerjemahkan senyumnya.

Mataku langsung menyisiri Bandara. Aku tidak bisa memfokuslan pandanganku ke jalan di depanku karena mataku tertuju pada balik kaca transparan Bandara yang penuh penjemput dengan rangkaian bunga dan Karton bertuliskan nama-nama dalam bahasa Parsi. Aku pikir, Amm tidak akan menulis namaku dalam bahasa Parsi pasti. Hubungan hatinya dengan hal-hal berbau persia agak tidak bagus kecuali dengan sastranya. Mengigat ini aku tersenyum. Sinismenya tehadap Iran ada di ujung kutikula sampai ubun-ubun.

Aku lega melihat orang mengelilingi tempat pengambilan bagasi. Setidaknya aku tahu pasti Koperku ada disana. Namun, mataku masih mencari-cari sosoknya dari kejauhan. Apakah dia bawa bunga? apakah dia bawa papan nama bertuliskan namaku? entahlah...

Koperku terlewat. Aku baru menemukannya setelah mesin penyalur koper berhenti. Apalagi aku agak lupa koperku yang mana, Pemuda Malaysia tampan yang belakangan aku tau namanya Kumayl membantuku mengangkat koper ke troli. Jangan berfikir macam-macam karena aku menyebutnya tampan. Aku tau dia lebih muda. Dan aku tidak tertarik padanya karena Pemuda lain yang belakangan bernama Abbas seumuran dengan ku, lebih cerdas dan tampan. :P . Kita banyak berbincang di Hotel. Tapi aku tidak ingin berbicara tentang Abbas. 

Pemeriksaan agak lebih mudah karena kami adalah Tamu VIP Republik Islam Iran. Sampai Pintu keluar pun aku masiih mencari sosoknya. Menerka-nerka seberapa tinggi dia. Apakah Ia membual dengan mengatakan bahwa Ia ckup tinggi. Teman Mohammadi tidak lagi membicarakan tentang penjemputku. Dan aku juga tidak mau tampak mncarinya.

Saat keluar dari bandara, aku menggigil kedinginan. Ini masih Winter di Tehran. Amm sudah bilang untuk membawa jaket yang cukup tebal dan aku membawa baju seadanya. Perjalananku mendadak. aku tidak sempat Shopping untuk mencari jaket Winter. Aku menggigil kedinginan. Aku membayangkan betapa kasihannya Amm kalau benar dia menungguku disini. Ini terlalu dingin untuk manusia. Aku yakin, Hanya beruang Kutub yang tahan disini. 

Akhirnya aku naik Bus menuju hotel tanpa melihatnya sama sekali. Aku berjanji akan minta maaf nanti kalau kita bertemu. Tapi sesampai di hotel, selain anak-anak malaysia itu aku tidak bertemu siapapun yang aku kenal. Aku terus memikirkan tantang dinginnya Tehran dan Amm yang mungkin menjemputku tapi justru tidak bertemu sama-sekali denganku. Aku memikirkannya sampai tidak bisa tidur. Apakah dia akan sakit dengan dinginnya Tehran seperti itu? Kalau dia sakit, Ini salahku.Apa sampai tengah malam begini dia masih cukup bodoh menungguku? Dia memegang e-ticketku juga. Harusnya dia tau bahwa aku pasti sudah dijemput panitia. Tidurku tidak nyenyak. Padahal kamarku cukup nyaman.

Aku sudah berencana minta maaf saat pertama kali bertemu nanti. Aku akan minta maaf membuatnya menunggu dengan sia-sia. Aku tidak bertemu dengannya malam itu, padahal aku sempat menyelinap ke Lobby di pagi buta untuk mencari tahu. Aku pikir mungkin dia tidak di hotel yang sama denganku. Masih ada waktu besok/

Sehari setelah aku di Tehran, telepon kamar hotelku berdering dan aku mendengar suaranya. Ammar. Kami bertemu dan aku lupa minta maaf, bahkan aku hanya bercerita kalau seseorang bilang aku adalah tamu Iran. Bukan Tamu Amm. Aku benar-benar lupa bahwa aku sempat berfikir keras tentang kemungkinan Ia kedinginan. Sampai sekarang, aku belum menceritakan secara langsung kegelisahanku memikirkan kesehatannya. Dan sepertinya dia saat itu memang tidak berada di Airport. Sebenarnya aku merasa konyol. Tapi sudahlah....

Tehran saat itu dingin, tapi aku merasakan kehangatan nyaman yang mungkin aku tidak ingin mendefinisikannya. Mungkin seringkali Amm meminjamkan jaketnya. Tapi bukan itu juga, Aku seringkali merasa nyaman dengan beberapa orang yang memang membuatku merasa aman. Ini mungkin bukan cinta. Tapi ada hangat menjalar yang tidak dapat aku terjemahkan. Aku memilih untuk patuh pada rasa yang tidak dapat aku lawan sampai meruntuhkan tiang-tiang kesombongan ku. 

Bila hanya aku yang merasakan kehangatan di tengah kepungan dingin Tehran, maka Aku tidak keberatan merasakannya sendiri. Aku tidak pernah keberatan untuk sendirian. Toh Sendiri bukan berarti kesepian. Aku sudah terbiasa sendiri sampai aku tidak tau bagaimana caranya berbagi. Aku juga tidak menceritakannya pada siapapun. Aku ingin menikmati ini sendirian dan memilih untuk tidak mendiskusikan dengan siapapun termasuk diri ku sendiri. Tidak ada yang sepakat tentang definisi dari rasa ini termasuk jiwa ku yang menggelayut gelisah.

Lagipula, orang-orang yang akan tau kisahku akan berfikir bahwa aku gadis muda kesepian. Aku tidak mau tampak konyol. Karena Usia ku adalah Usia penuh tawa ceria mencapai berbagai prestasi. Sekali lagi, Aku terlalu muda untuk kesepian. Dan aku menikmati hangat itu sampai kembalinya ke tanah air. Sampai aku melalui berbagai dejavu ku. Aku sendiri, tapi bukan berarti aku sepi.


Kebangkitan Islam = Persatuan antar Agama Indonesia



Ide kebangkitan Islam berhembus juga di Indonesia. Sebagian orang garis keras teriak menginginkan khilafah, sebagian orang berlomba menggelar majelis dzikir sebesar-besarnya atas nama dzuriat Rasul yang membuat macet arus lalu lintas di berbagai daerah, sebagian ada yang bersemangat untuk memberantas sekte sesat dalam islam sehingga menghalalkan pertumpahan darah. Ada juga yang berteriak lantang ingin mendirikan negara Islam tanpa peduli keragaman budaya dan kesiapan rakyat Indonesia lewat gerakan-gerakan makar terhadap negara kesatuan Indonesia dengan mempengaruhi pemuda serta melakukan sejumlah aksi teror.
Banyaknya hal negatif yang mengatasnamakan kebangkitan Islam membuat kaum muda dan para intelektual membuat gerakan-gerakan yang mengedepankan persatuan lintas agama dan mazhab. Ini adalah negara Indonesia yang mayoritas penduduknya muslim sunni namun bukan negara islam walau negara ini adalah negara dengan jumlah penduduk islam terbanyak sedunia. Ini adalah Indonesia yang memiliki berbagai macam kepercayaan, budaya, bahasa dan banyak pulau. Sehingga berbicara tentang kebangkitan Islam adalah bicara mengenai mewujudkan sebuah kemajuan di negara ini tidak hanya menjadi tugas muslim, namun juga menjadi tugas semua pihak, terutama pemuda apapun agamanya.
Pada tanggal 11-13 febuari lalu, di kota Bandung Indonesia diadakan Indonesian Young Changemakers Summt (IYCS). IYCS ini merupakan ajang berkumpulnya para pemuda indonesia yang sudah melakukan perubahan di komunitasnya dan bersama-sama berkomitmen untuk kemajuan Indonesia, apapun agama dan kepercayaannya. Sebagai panitia, saya bertugas menjelaskan kepada para pemuda Indonesia bahwa Indonesia tidak bisa bangkit hanya dengan satu golongan. Tapi dengan semua golongan memajukan negeri. Islam yang saya jelaskan kepada mereka adalah sifat-sifat yang ada dalam Islam hakiki. Seperti cinta, perdamaian dan nilai luhur lainnya. Bukan kekerasan seperti banyak dilakukan oleh pengikut garus keras. Karena pada dasarnya kita semua bersaudara.
Diskusi-diskusi ringan antar pemuda lintas agama dan mazhab rutin dilakukan di berbagai universitas untuk membentuk karakter pemuda yang bernilaikan islam. Bagaimanapun pandangan para pemuda dalam kebangkitan negeri sangat berpengaruh karena di pundak para pemuda masa depan bangsa berlanjut.
Lewat organisasi pemuda Global Peace Youth Corps (GPYC), kita menyebarkan perdamaian lintas agama dan mazhab dibawah slogan “One Family Under God”. Artinya, selama kita percaya Tuhan, maka kita adalah saudara. Sehingga tidak mungkin antar sesama saling menyakiti. GPYC juga menekankan pendidikan cinta lewat keluarga karena pemimpin-pemimpin dunia yang menciptakan perang seperti George W Bush, Hitler dan lain-lain adalah pemimpin yang terlahir dari keluarga yang miskin kasih sayang.
Kegiatan yang dilakukan GPYC adalah mengadakan camp setiap bulan untuk para pemuda tentang keberagaman, perdamaian, cinta dan persatuan. Walau tidak pernah secara jelas menyebutkan tentang semangat Revolusi Iran, namun camp ini sangat sesuai dengan semangat persatuan Islam yang Rahbar teriakkan.
Dalam GPYC ini, kami mengadakan pertukaran budaya Korea-Indonesia yang akan diadakan bulan juni nanti. Kegoatan ini digagas oleh seorang warga negara Korea bernama Mr. DongChan Kim yang prihatin dengan pandangan masyarakat Korea terhadap Islam. Dia mengatakan bahwa kegiatan ini perlu dilakukan karena sebagian besar warga Korea berpendapat bahwa Islam adalah agama yang menganjurkan kekerasan lewat terorisme dan ketidakadilan dalam poligami. Sehingga kami mengundang para pemuda Korea untuk melihat keberagaman Indonesia dan Islam yang damai lewat berbagai dialog dan kunjungan di lembaga-lembaga keislaman yang mengedepankan perdamaian.
Pada intinya, Kebangkitan Islam adalah kebangkitan agama-agama samawi yang menjunjung tinggi pesan-pesan Tuhan lewat cinta. Karena dengan cinta lah, manifestasi Tuhan teraktual dalam diri Makhluk Nya,

Jumat, 02 Maret 2012

Surat cinta Imam Khomeini untuk Istrinya


Surat singkat Imam Khomeini kepada Istrinya saat Beliau ada di Beirut. (Diterjemahkan dari bahasa Inggris dengan bahasa asli Parsi. Semoga tidak mengurangi keromantisan surat ini)

Kepada Istriku tercinta...
Sesungguhnya, Aku rela mati untukmu, Aku akan selalu mengingatmu -Duhai cahaya Mataku, penguat Jiwaku- walau kini engkau berada jauh dariku. 

Keindahan wajahmu menyinari hatiku seperti cahaya yang dipantulkan oleh cermin, Aku begitu merindukanmu di Beirut ini. Betapa banyak keindahan dapat ditemukan di kota dan kau juga akan melihat betapa indah lautnya. Sayang sekali kekasihku yang tercinta tidak disini bersamaku, 

Ini adalah perjalanan jauh yang menyenangkan namun aku sangat merindukanmu. Aku merindukan anak kita juga, Sayyid Mustafa, Aku berdoa semoga Allah melindungi kalian berdua, Aku sangat amat mencintaimu. 

Ruhullah Khomeini

Kamis, 01 Maret 2012

Postingan sampah

Gue nggak tau apa yang bikin gue merasa stuck gini, Apa yang ada di otak gue nggak bisa gue keluarin dalam tulisan.

Gue butuh buat nulis paper kuliah, nulis buat Inilah.com, nulis refleksi buat Republik Islam iran ttg Islamic Awakening kemaren, Nulis buat majalah Itrah ttg islamic awakening itu. Dan lagi, ngurusin short Course yang seharusnya beban nggak di gue semua.

Mana bokek pula, langganan internet udah mau abis, mesti bayar sepatu wedges dan coat pesenan. Aaaa... Belom gajian, Nggak mugkin minta sama bokap. Hectic banget hidup gue. Oh iya, kamera HP juga nggak guna karna memort rusak., Nggak bisa liputan...

Ya ampun, mermalam2 gue cuma melototin Ms. Word nggak tau mau mulai gimana. -__-, gue mengalami penurunan intelektual. Help!

Tadi barengan Mr. Kim, halim n mbak nadya diwawancarai ttg Global peace dan interfaith. Salah Spelling. Bodoh banget deh... Fatal banget.... Dan selamanya gue bakal jadi bahan ejekan karna kesalahan itu. huh...

Gue cuma butuh ngobrol sama Amm n curhat, you know, dia cukup lucu. Ibarat politisi, dia suka pake taktik pengalihan isu dan itu lumayan bikin gue tenang. Btw, gue Sms dia 3 layar. Mahal Indonesia Iran. Bokek, But I dont care. Gue butuh dia. ntah sejak kapan dia jadi perantara antara gue sama Tuhan dalam sesi curhat. Ya Allah, jagalah Amm ku Ya Allah... Aku begitu menyayanginya sampai tidak dapat mendefinisikan sejauh apa rasa sayangnya. Ya Allah, jadi tambah galau gini...

Gue down, kayaknya begitu banyak harapan orang yg ada di punggung gue dan mereka nggak membantu sama sekali dalam ini.

Ya Allah, bantu hamba Ya Allah.... Ya Allah.... Gue nggak sanggup... Ringankan ya Allah...


Aku sedang bicara kepada mu,  anak muda seusia ku. Mungkin usia kita sama.  Aku juga tidak berhak menasehati, Tapi aku mencoba untuk berdiskusi tentang orientasi. Tentang manfaat, tentang membangun semangat, tentang menghidupkan lilin-lilin kecil masa depan bagi mereka yang tidak tau bagaimana menghidupkannya. 

Aku pikir, ternyata menjadi delegasi indonesia dan jalan-jalan ke luar negeri bukan hal yang keren lagi ketika yang dilakukan adalah hanya mengupload foto di facebook sambil update status bahwa kamu berada disini dan disana. Orang hanya akan melihatmu di menara gading sambil iri dan tidak tau hal lain apa yang bisa kamu bagi ke mereka selain gambaran "negeri orang" dalam foto-foto mu yang diambil sambil tersenyum. Mereka yang melihatmu mungkin tidak tau apa yang kamu dapat disana selain perjalanan menyenangkan dengan dunia yang mungkin belum pernah mereka pijak. 

Aku tidak tau pemikiran semua orang tentang foto mu, Bila yang terbit dalam hati adalah iri, maka kamu yang memacunya karena foto dan update status mu di facebook dan twitter tidak banyak berguna bagi mereka. eksistensi dirimu barangkali bisa meredupkan eksistensi banyak orang. Kawan, ada banyak orang yang merasa tidak seberuntung dirimu di dunia ini. terlalu naif bila kamu menambahi perasaan ketidak beruntungannya dengan capaian prestasi tanpa memberitau mereka bagaimana cara meraihnya. Apa hikmah yang kamu dapat saat kamu menginjakkan kakimu di negeri baru itu.

Dunia ini sebenarnya terlalu sempit, orang dapat mengetahui informasi tentang dunia diluar sana hanya dengan ketikan jari. Orang dapat berkunjung ke lain benua hanya dalam beberapa jam. Tapi bagaimana suasana bathin mu, bagaimana pengalaman emosional dan spiritualmu dan orang macam apa yang kamu temui disana akan membuka cakrawala orang tentang apa yang kamu lakukan. Berceritalah, tulis apa yang kamu dapatkan disana. banyak hal di dunia ini yang perlu diketahui. Banyak hikmah di dunia ini yang perlu diketahui orang. Banyak yang orang butuhkan untuk motivasi dalam hidup ini.

Aku berbicara seperti ini bukan berarti aku telah melakukannya dengan benar. Tapi aku perlu melagkah bersama anak muda lain untuk menumbuhkan semangat orang-orang yang perlu dibangkitkan. Bahwa mereka mampu menaklukan dunia. Mereka perlu tau caranya, mereka perlu motivasi untuk menjelajahi dunia dan jadi anak muda Indonesia yang bersinar di mata dunia. Ayolah kawan, jiwa muda ini terlalu sayang untuk dinikmati sendiri. 

Aku mencoba berfikir, apa orientasi orang2 untuk menjelajah dunia. apa yang mereka persembahkan untuk orang2 sekitarnya, Aku melihat diriku sendiri dan tertunduk malu karna aku pun belum berbuat apa2. Aku belum pernah membantu seseorang menggapai impiannya. Aku belum membantu orang untuk menghidupkan semangat hidup anak muda lain. Aku belum pernah membantu orang untuk mengaktualkan potensinya. Aku begitu kecil untuk mengangkat semuanya. 

Lewat ini, aku mengajak semuanya. Teman2 ku yang hebat untuk berbagi lebih.  Bersama-sama mencerahkan orientasi, Apa sih yang ingin kalian cari dari berbagai kegiatan yang diikuti, apa yang ingin kalian bagi dari banyak hal yang kalian dapat. Apa yang kalian berikan untuk negeri ini. 

Rasanya aku berbicara tentang sesuatu yang ideal. Tapi bermimpi itu boleh kan... Dunia yang ideal adalah impian alami semua manusia. Kita bisa menciptakannya. Kalau kita mau.